Mars, planet keempat dari matahari, yang diambil dari nama Dewa Perang Yunani. Teori kehidupan di Mars diajukan oleh William Whewell dari Trinity College. Whewell berteori bahwa terdapat daratan, lautan dan bentuk kehidupan di Mars. Ada beberapa kemungkinan lain yang menguatkan teori ini :
- 1 hari di Mars adalah 24,6 jam, hampir sama dengan waktu di Bumi, mungkin saja iklim di Bumi mirip dengan di Mars, sehingga memungkinkan suatu bentuk kehidupan dapat bertahan. Lagipula, langit Mars berwarna biru.
- Kanal-kanal misterius di Mars mungkin saja dibangun oleh bentuk kehidupan masa lampau yang pernah ada di sana.
- Mars Global Surveyor menemukan pergeseran sedimen di Mars yang disebabkan aliran air. Apabila Mars memiliki bentuk air seperti di Bumi, maka semakin memperkuat kemungkinan adanya bentuk kehidupan disana.
- Menurut para ilmuwan, pada masa lampau Mars kehilangan medan magnet-nya sehingga bentuk kehidupan tidak mungkin bertahan. Mungkin saja sebelum Mars kehilangan medan magnet, pernah ada bentuk kehidupan disana.
- Simbol pada kuil kuno di Brazil terdapat di permukaan Mars. Mungkin saja makhluk Mars telah melakukan invasi ke Bumi pada masa lampau.
- NASA mengumumkan bahwa pada masa lampau, Mars adalah planet basah. Penelitian NASA menemukan selokan-selokan air di Mars, Phoenix Lander juga menemukan kandungan air pada bebatuan Mars.
- Menurut para Ilmuwan, sebuah komet atau asteroid menabrak Mars jutaan tahun lalu. Mungkin saja kejadian itu yang memusnahkan kehidupan di Mars.
- Reconnaissance Orbiter menunjukkan struktur seperti buatan manusia di kaki bukit Mars. Gambar ini di identifikasi oleh Alexander Novgorodov.
- Beberapa jenis tumbuhan dapat bertahan pada kondisi Mars yang memiliki tekanan CO2 yang rendah.
- Dr. Dennis Bazylinski dari Universitas Nevada mengatakan bahwa ditemukan partikel pada Meteorit ALH 84001 (Meteorit Mars yang jatuh ke Bumi) yang mirip dengan organisme di Bumi. Ini masih terus di tel iti.
Bahwa ada kehidupan di Planet Mars sudah lama ada dalam cerita fiksi ilmiah, namun penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan itu bukan hanya sekadar khayalan.
Penelitian menemukan planet merah di masa lalu kaya akan kandungan karbondioksida -salah satu bukti adanya kehidupan. Dan kini, deposit batuan karbonat dalam jumlah besar ditemukan terkubur beberapa mil di bawah permukaan Mars.
Sejumlah kecil batuan karbonat sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya, namun jumlah yang melimpah ini bisa berarti signifikan.
Maksudnya? Itu berarti kandungan gas rumah kaca pernah membuat Mars menjadi tempat lebih basah dan lebih hangat ratusan juta tahun yang lalu.
Ilmuwan luar angkasa menggunakan data satelit untuk menganalisis kondisi geologis wilayah yang dikenal sebagai Kawah Leighton -- yang berada di dekat gunung berapi, Syrtis Major, yang lebarnya hampir 750 mil.
Penemuan ini mengungkap keberadaan kandungan mineral hampir empat mil di bawah kerak bekas ledakan meteorit. demikian temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature Geoscience.
Tim peneliti yakin, ini adalah sedimen kuno yang terkubur oleh material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Syrtis Major.
Mineral ini diduga kuat berasal dari air kaya karbonat yang berinteraksi dengan bebatuan -sehingga peneliti percaya bahwa Mars awal lebih panas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dr Joseph Michalski dari Planetary Science Institute di Arizona dan Dr Paul Niles dari NASA Johnson Space Centre di Houston mengungkapkan permukaan Mars saat ini dingin, kering, asam, dan tak ramah untuk kehidupan.
Kondisi serupa mungkin telah berlangsung selama miliaran tahun. Inilah yang menunjukkan tempat terbaik untuk mencari bekas kehidupan adalah di bawah permukaan planet merah itu.
"Salah satu tanda-tanda kondisi layak huni di kedalaman tanah adalah adanya atmosfer metana, yang mungkin terbentuk melalui proses hidrotermal dalam kerak bumi, juga dalam kehadiran karbon dioksida," demikian jelas ilmuwan, seperti yang dimuat dalam situs Daily Mail, Senin 11 Oktober 2010.
Selain itu, pengamatan terhadap mineral terhidrasi menunjukkan sistem hidrotermal kuno mungkin eksis di bawah permukaan Mars. Namun, sampai sekarang, tak satu pun dari deposit itu terkait dengan mineral karbonat dan lingkungan yang kaya CO2.
"Deteksi sebelumnya terhadap mineral karbonat yang bisa dikaitkan dengan lingkungan permukaan kaya CO2 di masa lalu, sudah jarang."
Kepadatan atmosfer CO2 bisa berarti ada efek rumah kaca di Mars di masa lalu. Berbeda dengan atmosfer Mars saat yang sangat tipis, sampai-sampai gas bisa ditiup ke angkasa.
Karbonat ini juga bukti bahwa air secara kimia bersifat netral, yang akan membuat kondisi yang lebih permisif untuk kehidupan di Mars di masa-masa awal.
"Kami menduga lapisan karbonat yang terkubur di bawah permukaan Mars mungkin hanya bagian kecil dari sedimen kuno yang terkubur abu vulkanik."
Para ilmuwan mengklaim, temuan mereka akan membantu menjelaskan asal-usul karbonat lainnya di Mars. "Juga menunjukkan situs prioritas untuk eksplorasi eksobiologis di masa depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar