Sabtu, 31 Desember 2011

Awal 2012, Satelit Phobos-Grunt Menghantam Bumi


NASA Phobos-Grunt

JAKARTA, KOMPAS.com — Potensi jatuhnya sampah antariksa, baik seperti satelit yang gagal mengorbit maupun yang telah dinonaktifkan, masih tinggi. Awal 2012, bangkai satelit milik Rusia, Phobos-Grunt, akan menghantam Bumi.
Phobos-Grunt adalah wahana antariksa yang diluncurkan Rusia pada 9 November 2011 lalu dengan target bulan Mars, Phobos. Wahana antariksa tersebut ditargetkan sampai ke Mars pada 2012 dan kembali ke Bumi tahun 2014.
Phobos Grunt berencana mengambil sampel tanah dan batuan Phobos. Wahana antariksa yang berbiaya Rp 1,5 triliun itu juga membawa sampel bakteri, tumbuhan yang dikatakan bisa bertahan di lingkungan ekstrem, dan hewan tak bertulang belakang.
Astronom Ma'rufin Sudibyo, Rabu (28/12/2011), mengatakan, "Phobos-Grunt, satelit Rusia-China yang gagal pergi ke Mars karena macet di orbit Bumi itu, bakal jatuh kembali ke Bumi dalam 12 Januari 2012 +/- 5,5 hari."
Sementara itu, USSTRATCOM membuat pernyataan bahwa Phobos-Grunt akan jatuh masuk ke atmosfer Bumi pada 14 Januari 2012 sekitar pukul 05.22 WIB. Satelit akan jatuh di rentang wilayah 30,7 derajat LU 62,3 derajat BT, Afganistan barat daya, sekitar kota Mirabad.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan terus mengikuti pergerakan Phobos-Grunt. Masyarakat bisa mengikuti pantauan Lapan lewat http://foss.dirgantara-lapan.or.id/orbit/.
Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, "Saat ini ketinggiannya masih 189 x 250 km." Ketinggian 189 x 250 km yang dimaksud merupakan titik terdekat dan terjauh saat ini, dipantau dari Bumi.
Thomas mengatakan, prediksi waktu dan lokasi jatuhnya satelit baru bisa dilakukan saat Phobos-Grunt masuk ketinggian 120 km atau ketinggian kritis. Pada ketinggian itu, satelit masuk wilayah atmosfer padat, mulai terbakar, dan hanya butuh beberapa waktu untuk sampai ke Bumi.
Ma'rufin mengatakan bahwa dalam rentang waktu 12 Januari 2012 +/- 5,5 hari, Indonesia menjadi proyeksi lintasan satelit tersebut. Ada kemungkinan satelit itu jatuh di wilayah Indonesia, walau kecil.
Jatuhnya Phobos-Grunt adalah yang ketiga setelah UARS dan ROSAT beberapa waktu lalu. Menurut Ma'rufin, dampak Phobos-Grunt akan jauh lebih masif, salah satunya karena ukuran Phobos-Grunt yang mencapai 13 ton, dua kali lipat UARS.

Sumber: kompas.com

Ayam Atau Telur

Para ilmuwan berhasil menjawab salah satu tebak-tebakan tertua di dunia, mana yang lebih dulu, ayam atau telur ?


Melalui komputer super, tim dari Universitas Sheffield dan Warwick, Inggris menemukan jawabannya. Apakah itu? Ayam.

Kepada laman Harian The Sun, ketua tim peneliti menjelaskan bagaimana mereka berhasil memecahkan teka-teki tersebut.

"Apa yang kami temukan adalah 'kecelakaan' yang menyenangkan. Awalnya, tujuan penelitian kami adalah menemukan bagaimana binatang membuat cangkang telur."

Menurutnya, selama ini, masyarakat telah menganggap remeh ayam. Kami tidak menyadari proses luar biasa yang ditunjukan para ayam dalam proses pembuatan telur.

"Sadarkah Anda, ketika memecahkan kulit telur rebus di pagi hari, Anda sedang menyaksikan salah satu material luar biasa di dunia."

Cangkang telur memiliki kekuatan sangat luar biasa, meski beratnya sangat ringan. Manusia tak bisa membuat benda seperti itu, bahkan yang mendekatinya.

"Masalahnya, kita tak tahu bagaimana ayam membuat cangkangnya."

Tim peneliti lalu menggunakan komputer super milik Dewan Riset Sains Inggris (UK Science Research Council) yang berbasis di Edinburgh. Komputer itu dinamakan HECToR (High End Computing Terascale Resource).

"Kami ingin menelusuri bagaimana telur terbentuk, dengan melihat proses detail telur secara mikroskopis."

Yang pertama dicari adalah, mengetahui 'resep' yang digunakan ayam untuk membuat cangkang telur.

"Dengan bantuan komputer canggih, Kami memecahkan masalah ini selama berminggu-minggu. Sementara, ayam bisa menyusun cangkang itu hanya dalam semalam."

Lucunya, pemilihan cangkang telur ayam sebagai fokus penelitian benar-benar tak disengaja. Para peneliti memilih telur ayam karena proteinnya sederhana untuk ditelaah.

Namun hasilnya ternyata sangat mengejutkan. "Kami memecahkan teka-teki sepanjang masa. Ini mengagumkan."

Hasilnya, ditemukan protein khusus yang ada di tubuh ayam. Protein itu adalah adalah 'tukang bangunan' tanpa lelah, menyusun bagian-bagian cangkang mikroskopis membentuk cangkang telur.

Protein itu menginisiasi proses pembentukan cangkang sebelum menyusun bagian telur yang lain.

Tanpa protein pembangun tersebut, telur tak mungkin terbentuk. Dan, protein itu hanya ditemukan di rahim ayam. "Itu berati ayam ada duluan sebelum telur."

Tapi, dari mana ayam berasal?

Beberapa teori mengatakan, nenek moyang ayam menciptakan telur zaman Dinosaurus.

"Penemuan kami sangat potensial. Sebab, cangkang telur dibentuk dari banyak kristal kecil. Kita bisa menggunakan informasi ini untuk mengetahui cara membuat dan menghancurkan struktur kristal lainnya."

Sebagai contoh, untuk menghilangkan kerak di ceret maupun pipa. Penelitian ini juga berimplikasi medis.

"Karena tubuh kita menggunakan metode yang sama untuk membuat gigi dan tulang, kita bisa belajar lebih banyak tentang bagaimana membangun kembali tulang manusia."