Saturnus adalah sebuah
planet di
tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin, dan merupakan planet terbesar kedua di tata surya setelah
Jupiter. Jarak Saturnus sangat jauh dari
Matahari, karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari
Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan
atmosfer tersusun atas gas
amonia dan
metana, hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh
gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah
satelit alami. Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah
gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah
Mimas,
Enceladus,
Tethys,
Dione,
Rhea,
Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan
Iapetus.
] Bentuk fisik
Besar Saturnus dibandingkan dengan
Bumi.
Saturnus memiliki bentuk yang diratakan di kutub dan dibengkakkan keluar disekitar
khatulistiwa.
Diameter khatulistiwa Saturnus sebesar 120.536
km (74.867
mil) dimana diameter dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk yang diratakan ini disebabkan oleh
rotasinya yang sangat cepat, merotasi setiap 10 jam 14 menit waktu
Bumi. Saturnus adalah satu-satunya Planet di
tata surya yang
massa jenisnya lebih sedikit daripada air. Walaupun inti Saturnus memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air, planet ini memiliki
atmosfer yang mengandung gas, sehingga massa jenis relatif planet ini sebesar is 0.69 g/cm³ (lebih sedikit daripada air), sebagai hasilnya, jika Saturnus diletakan diatas kolam yang penuh air, Saturnus akan mengapung.
Atmosfer
Komposisi
Bagian luar atmosfer Saturnus terbuat dari 96.7%
hidrogen dan 3%
helium, 0.2%
metana dan 0.02%
amonia. Pada atmosfer Saturnus juga terdapat sedikit kandungan
asetilena,
etana dan
fosfin.
[10]
Awan
Awan Saturnus, seperti halnya Yupiter, merotasi dengan kecepatan yang berbeda-beda bergantung dari posisi lintangnya. Tidak seperti Yupiter, awan Saturnus lebih redup dan awan Saturnus lebih lebar di khatulistiwa. Awan terendah Saturnus dibuat oleh air es dan dengan ketebalan sekitar 10
kilometer. Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250
K (-10°
F, -23°
C). Awan diatasnya, memiliki ketebalan 50 kilometer, terbuat dari es
amonium hidrogensulfida (simbol kimia: NH
4HS) dan diatas awan tersebut terdapat awan es
amonia dengan ketebalan 80 kilometer. Bagian teratas dibuat dari gas
hidrogen dan
helium, dimana tebalnya sekitar 200 dan 270 kilometer.
Aurora juga diketahui terbentuk di
mesosfer Saturnus.
[10] Temperatur di awan bagian atas Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K (-283 °F, -175 °C). Temperatur di awan bagian dalam Saturnus lebih besar daripada yang diluar karena panas yang diproduksi di bagian dalam Saturn.
[11] Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang di
Tata Surya, mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph),
[12] yang jauh lebih cepat daripada angin yang ada di
Bumi.
Pada Atmosfer Saturnus juga terdapat awan berbentuk lonjong yang mirip dengan awan berbentuk lonjong yang lebih jelas yang ada di Yupiter. Titik lonjong ini adalah badai besar, mirip dengan angin taufan yang ada di Bumi. Pada tahun 1990,
Teleskop Hubble mendeteksi awan putih didekat khatulistiwa Saturnus. Badai seperti tahun 1990 diketahui dengan nama
Bintik Putih Raksasa, badai unik Saturnus yang hanya ada dalam waktu yang pendek dan muncul setiap 30 tahun waktu Bumi.
[13] Bintik Putih Raksasa juga ditemukan tahun
1876,
1903,
1933 dan tahun
1960. Jika lingkaran konstan ini berlanjut, diprediksi bahwa pada tahun
2020 bintik putih besar akan terbentuk kembali.
[14]
Pesawat angkasa
Voyager 1 mendeteksi awan
heksagonal didekat kutub utara Saturnus sekitar bujur 78° utara.
Cassini-Huygens nantinya mengkonfirmasi hal ini tahun
2006. Tidak seperti kutub utara, kutub selatan tidak menunjukan bentuk awan heksagonal dan yang menarik, Cassini menemukan badai mirip dengan
siklon tropis terkunci di kutub selatan dengan dinding mata yang jelas. Penemuan ini mendapat catatan karena tidak ada planet lain kecuali Bumi di tata surya yang memiliki dinding mata.
Inti Planet
Inti Planet Saturnus mirip dengan
Yupiter. Planet ini memiliki inti planet di pusatnya dan sangat panas, temperaturnya mencapai 15.000
K (26.540
°F, 14.730
°C). Inti Planet Saturnus sangat panas dan inti planet ini meradiasi sekitar 2
1/2 kali lebih panas daripada jumlah energi yang diterima Saturnus dari
Matahari.
[11] Inti Planet Saturnus sama besarnya dengan
Bumi, namun jumlah massa jenisnya lebih besar. Diatas inti Saturnus terdapat bagian yang lebih tipis yang merupakan
hidrogen metalik, sekitar 30.000 km (18.600 mil). Diatas bagian tersebut terdapat daerah liquid hidrogen dan
helium.
[15] Inti planet Saturnus berat, dengan
massa sekitar 9 sampai 22 kali lebih dari
massa inti
Bumi.
[16]
Medan gaya
Saturnus memiliki medan gaya alami yang lebih lemah dari
Yupiter. Medan gaya Saturnus unik karena porosnya simetrikal, tidak seperti planet lainnya. Saturnus menghasilkan gelombang radio, namun mereka terlalu lemah untuk dideteksi dari Bumi. Bulan dari Saturnus,
Titan mengorbit di bagian luar medan gaya Saturnus dan memberikan keluar
plasma terhadap daerah dari partikel dari atmosfer Titan yang yang di
ionisasi.
[17]
Rotasi dan orbit
Animasi awan heksagonal Saturnus.
Jarak antara
Matahari dan Saturnus lebih dari 1.4
milyar km, sekitar 9 kali jarak antara
Bumi dan
Matahari. Perlu 29,46 tahun Bumi untuk Saturnus untuk mengorbit
Matahari yang diketahui dengan nama
periode orbit Saturnus. Saturnus memiliki periode rotasi selama 10 jam 14 menit waktu Bumi. Namun, Saturnus tidak merotasi dalam rata-rata yang konstan. Periode rotasi Saturnus tergantung dengan kecepatan rotasi gelombang radio yang dikeluarkan oleh Saturnus. Pesawat angkasa
Cassini-Huygens menemukan bahwa emisi radio melambat dan periode rotasi Saturnus meningkat. Tidak diketahui hal apa yang menyebabkan gelombang radio melambat.
Cincin Saturnus
Saturnus terkenal karena cincin di planetnya, yang menjadikannya sebagai salah satu obyek dapat dilihat yang paling menakjubkan dalam sistem tata surya.
Sejarah
Cincin itu pertama sekali dilihat oleh
Galileo Galilei pada tahun
1610 dengan
teleskopnya, tetapi dia tidak dapat memastikannya. Dia kemudian menulis kepada adipati
Toscana bahwa "Saturnus tidak sendirian, tetapi terdiri dari tiga yang hampir bersentuhan dan tidak bergerak. Cincin itu tersusun dalam garis sejajar dengan zodiak dan yang ditengah (Saturnus) adalah tiga kali besar yang lurus (penjuru cincin)". Dia juga mengira bahwa Saturnus memiliki "telinga." Pada tahun
1612 sudut cincin menghadap tepat pada
bumi dan cincin tersebut akhirnya hilang dan kemudian pada tahun
1613 cincin itu muncul kembali, yang membuat Galileo bingung.
Persoalan cincin itu tidak dapat diselesaikan sehingga
1655 oleh
Christian Huygens, yang menggunakan teleskop yang lebih kuat daripada teleskop yang digunakan Galileo.
Pada tahun
1675 Giovanni Domenico Cassini menentukan bahwa cincin Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin yang lebih kecil dengan ruang antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassini.
Pada tahun
1859,
James Clerk Maxwell menunjukan bahwa cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil, yang mengorbit Saturnus sendiri-sendiri dan jika tidak, cincin itu akan tidak stabil atau terpisah.
[18] James Keeler mempelajari cincin itu menggunakan
spektrometer tahun
1895 yang membuktikan bahwa teori Maxwell benar.
Bentuk fisik cincin Saturnus
Saturnus yang terlihat dari pesawat angkasa Cassini tahun 2007.
Cincin Saturnus tersebut dapat dilihat dengan menggunakan teleskop modern berkekuatan sederhana atau dengan teropong berkekuatan tinggi. Cincin ini menjulur 6.630 km hingga 120.700 km atas khatulistiwa Saturnus dan terdiri daripada bebatuan
silikon dioksida,
oksida besi dan partikel es dan batu. Terdapat dua teori mengenai asal cincin Saturnus. Teori pertama diusulkan oleh
Édouard Roche pada abad ke-19, adalah cincin tersebut merupakan bekas bulan Saturnus yang orbitnya datang cukup dekat dengan Saturnus sehingga pecah akibat kekuatan pasang surut. Variasi teori ini adalah
bulan tersebut pecah akibat hantaman dari
komet atau
asteroid. Teori kedua adalah cincin tersebut bukanlah dari bulan Saturnus, tetapi ditinggalkan dari
nebula asal yang membentuk Saturnus. Teori ini tidak diterima masa kini disebabkan cincin Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode selama jutaan tahun dan dengan itu dianggap baru terbentuk.
Sementara ruang terluas di cincin, seperti Divisi Cassini dan Divisi Encke, dapat dilihat dari Bumi,
Voyagers mendapati cincin tersebut mempunyai struktur seni yang terdiri dari ribuan bagian kecil dan cincin kecil. Struktur ini dipercayai terbentuk akibat tarikan graviti bulan-bulan Saturnus melalui berbagai cara. Sebagian bagian dihasilkan akibat bulan kecil yang lewat seperti
Pan dan banyak lagi bagian yang belum ditemukan, sementara sebagian cincin kecil ditahan oleh medan gravitas satelit penggembala kecil seperti
Prometheus dan
Pandora. Bagian lain terbentuk akibat resonansi antara periode orbit dari partikel di beberapa bagian dan bahwa bulan yang lebih besar yang terletak lebih jauh, pada
Mimas terdapat divisi Cassini melalui cara ini, justru lebih berstruktur dalam cincin sebenarnya terdiri dari gelombang berputar yang dihasilkan oleh gangguan gravitas bulan secara berkala.
] Jari-jari
Jari-jari di cincin Saturnus, difoto oleh pesawat angkasa Voyager 2.
Voyager menemukan suatu bentuk seperti ikan pari di cincin Saturnus yang disebut jari-jari. Jari-jari tersebut terlihat saat gelap ketika disinari sinar matahari dan terlihat terang ketika ada dalam sisi yang tidak diterangi sinar matahari. Diperkirakan bahwa jari-jari tersebut adalah debu yang sangat kecil sekali yang naik keatas cincin. Debu itu merotasi dalam waktu yang sama dengan
magnetosfer planet tersebut dan diperkirakan bahwa debu itu memiliki koneksi dengan
elektromagnetisme. Namun, alasan utama mengapa jari-jari itu ada masih tidak diketahui.
Cassini menemukan jari-jari tersebut 25 tahun kemudian. Jari-jari tersebut muncul dalam fenomena musiman, menghilang selama
titik balik matahari.
Bulan
Titan, salah satu satelit milik Saturnus
Saturnus memiliki 59
bulan, 48 di antaranya memiliki nama. Banyak bulan Saturnus yang sangat kecil, dimana 33 dari 50 bulan memiliki diameter lebih kecil dari 10 kilometer dan 13 bulan lainnya memiliki diameter lebih kecil dari 50 km.
[19] 7 bulan lainnya cukup besar untuk, dimana bulan tersebut adalah
Titan,
Rhea,
Iapetus,
Dione,
Tethys,
Enceladus dan
Mimas. Titan adalah bulan terbesar, lebih besar dari planet
Merkurius dan satu-satunya bulan di atmosfir yang memiliki atmosfir yang tebal.
Hyperion dan
Phoebe adalah bulan terbesar lainnya, dengan diameter lebih besar dari 200 km.
Di Titan, bulan terbesar Saturnus, bulan
Desember tahun
2004 dan bulan
Januari tahun
2005 banyak foto Titan diambil oleh
Cassini-Huygens. 1 bagian dari satelit ini, yaitu Huygens mendarat di Titan.
Eksplorasi
Zaman kuno dan observasi
Saturnus telah diketahui sejak zaman prasejarah.
[20] Pada zaman kuno, planet ini adalah planet terjauh dari 5 planet yang diketahui di tata surya (termasuk Bumi) dan merupakan karakter utama dalam berbagai mitologi. Pada mitologi
Kekaisaran Romawi, Dewa Saturnus, dimana nama Planet ini diambil dari namanya, adalah dewa pertanian dan panen.
[21] Orang Romawi menganggap Saturnus sama dengan Dewa Yunani Kronos.
[21] Orang Yunani mengeramatkan planet terluar untuk Kronos,
[22] dan orang Romawi mengikutinya.
Pada astrologi
Hindu, terdapat 9 planet dimana Tata Surya diketahui dengan nama Navagraha. Saturnus, salah satu dari mereka, diketahui dengan nama "Sani" atau "Shani," hakim dari semua Planet dan menentukan seluruhnya menurut kelakuan baik atau buruk yang mereka lakukan.
[21] Kebudayaan
Tiongkok dan
Jepang kuno menandakan Saturnus sebagai
bintang Bumi (土星). Hal ini berdasarkan 5 elemen yang secara tradisional digunakan untuk mengklasifikasikan elemen alami. Orang
Ibrani kuno menyebut Saturnus dengan nama "Shabbathai".
Malaikatnya adalah Cassiel. Kepintarannya, atau jiwa bermanfaat, adalah
Agiel (layga) dan jiwanya (jiwa gelap) adalah Zazel (lzaz). Orang
Turki Ottoman dan orang
Melayu menamainya "Zuhal", berasal dari
bahasa Arab زحل.
Cincin Saturnus membutuhkan paling sedikit teleskop dengan diameter 75 mm untuk menemukannya dan cincin tersebut tidak diketahui sampai ditemukan oleh
Galileo Galilei tahun
1610.
[23] Galileo sempat bingung dengan cincin Saturnus dan mengira bahwa Saturnus bertelinga.
Christian Huygens menggunakan teleskop dengan perbesaran yang lebih besar dan ia menemukan bahwa cincin itu adalah cincin Saturnus. Huygens juga menemukan bulan dari Saturnus,
Titan. Tidak lama,
Giovanni Domenico Cassini menemukan 4 bulan lainnya,
Iapetus,
Rhea,
Tethys dan
Dione. Pada tahun
1675, Cassini juga menemukan celah yang disebut dengan divisi Cassini.
[24]
Tidak ada penemuan lebih lanjut sampai tahun
1789 ketika
William Herschel menemukan 2 bulan lagi,
Mimas dan
Enceladus. Bulan
Hyperion, yang memiliki resonansi orbit dengan
Titan, ditemukan tahun
1848 oleh tim dari
Britania Raya.
Pada tahun
1899,
William Henry Pickering menemukan satelit
Phoebe. Selama abad ke-20, penelitian terhadap Titan mengakibatkan adanya konfirmasi pada tahun
1944 bahwa Titan memiliki atmosfer yang tebal, dimana Titan menjadi bulan yang unik di antara bulan di
Tata Surya lainnya.
Pioneer 11
Saturnus dikunjungi oleh
Pioneer 11 pada bulan
September tahun
1979. Pioner 11 terbang 20.000 kilometer dari ujung awan Saturnus. Gambar Saturnus dan beberapa bulannya dengan resolusi rendah didapat. Resolusi gambar tersebut tidak bagus untuk melihat fitur permukaan. Pesawat udara juga mempelajari cincin Saturnus, di antara penemuan-penemuan, terdapat penemuan cincin-F dan fakta bahwa celah gelap di cincin terang jika dilihat kearah matahari, dalam kata lain, mereka bukan material kosong. Pioneer 11 juga mengukur temperatur Titan.
[25]
Voyager
Pada bulan
November tahun
1980,
Voyager 1 mengunjungi sistem Saturnus. Pesawat ini mengirim kembali gambar Planet, cincin dan satelitnya dalam resolusi besar. Fitur permukaan berbagai bulan dilihat pertama kali. Voyager 1 melakukan penerbangan dekat dengan Titan dan meningkatkan pengetahuan manusia atas
Titan, selain itu, Voyager 1 juga membuktikan bahwa atmosfir Titan tidak dapat dilalui dalam panjang gelombang yang dapat dilihat, sehingga, tidak ada detail tentang permukaan Titan.
[26]
1 tahun kemudian, pada bulan
Agustus tahun
1981,
Voyager 2 melanjutkan penelitian sistem Saturnus. Lebih banyak foto bulan-bulan Saturnus jarak dekat yang didapat. Namun terjadi ketidakberuntungan, selama penerbangan, kamera satelit tersangkut untuk beberapa hari dan beberapa pengambilan gambar yang direncanakan hilang. Graviti Saturnus digunakan untuk mengarahkan lintasan pesawat angkasa tersebut menuju
Uranus.
[26]
Satelit tersebut menemukan dan memperjelas beberapa satelit baru yang mengorbit di dekat cincin Saturnus. Mereka juga menemukan celah kecil
Maxwell dan
Keeler (celah seluas 42 km di cincin Saturnus).
Cassini
Gambaran Artis tentang Cassini yang sedang mengorbit Saturnus.
Posisi-posisi Saturnus: 2001–2029
Pada tanggal
1 Juli 2004, pesawat angkasa
Cassini–Huygens melakukan manuver
SOI (Saturn Orbit Insertion) dan memasuki orbit sekitar Saturnus. Sebelum SOI, Cassini telah mempelajari sistem ini. Pada bulan
Juni tahun
2004, Cassini telah melakukan penerbangan dekat ke
Phoebe dan memberikan data dan gambar dengan resolusi besar.
Penerbangan
Cassini ke bulan terbesar
Titan telah menangkap gambar danau besar dan pantai serta beberapa pulau dan pegunungan. Cassini menyelesaikan 2 penerbangan Titan sebelum mengeluarkan
satelit Huygens pada tanggal
25 Desember 2004. Huygens turun ke permukaan Titan pada tanggal
14 Januari 2005, mengirim data selama turun ke atmosfir dan pendaratan. Selama tahun
2005, Cassini melakukan beberapa penerbangan ke Titan dan satelit yang mengandung es. Penerbangan Cassini ke Titan yang terakhir dijadwalkan pada tanggal
19 Juli 2007.
Sejak awal tahun
2005, ilmuan telah meneliti tentang petir di Saturnus, yang ditemukan oleh Cassini. Kekuatan petir di Saturnus diperkirakan 1000 kali lebih besar daripada petir di
Bumi. Para ilmuan percaya bahwa badai ini adalah badai terkuat yang pernah terlihat.
[27]
Pada tanggal
10 Maret 2006, NASA melaporkan bahwa, melalui gambar, satelit Cassini menemukan fakta-fakta tentang cairan air yang meletus di geiser di salah satu bulan Saturnus,
Enceladus. Gambar tersebut juga menunjukan partikel air di cairan tersebut dipancarkan oleh pancaran es. Menurut Dr. Andrew Ingersoll dari Institut Teknologi
California, "Bulan lainnya di tata surya memiliki samudera cairan air yang ditutup oleh es. Apa yang berbeda disini adalah bahwa cairan air tidak akan lebih dari 10 meter dibawah permukaan."
[28]
Pada tanggal
20 September 2006, sebuah foto dari satelit Cassini menemukan cincin Saturnus yang belum ditemukan, diluar cincin utama Saturnus yang lebih bercahaya dan di dalam cincin G dan E. Cincin ini merupakan hasil dari tabrakan
meteor dengan 2 bulan Saturnus.
[29]
Pada bulan
Juli tahun
2006, Cassini melihat bukti pertama danau hidrokarbon didekat kutub utara Titan, yang dikonfirmasi pada bulan
Januari tahun
2007. Pada bulan
Maret tahun
2007, beberapa gambar didekat kutub utara Titan menemukan "lautan" hidrokarbon, yang terbesar dimana besarnya hampir sebesar
Laut Kaspia.
[30]
Pada tahun
2006, satelit itu telah menemukan dan mengkonfirmasi 4 satelit baru. Misi utama satelit ini akan berakhir tahun
2008 ketika pesawat angkasa akan diperkirakan menyelesaikan 74 misi mengelilingi orbit disekitar planet. Namun satelit itu diperkirakan baru menyelesaikan setidak-tidaknya satu misi.
Penglihatan paling baik
Saturnus adalah planet terjauh dari 5 planet yang paling mudah dilihat dengan mata telanjang dan 4 planet lainnya adalah
Merkurius,
Venus,
Mars dan
Yupiter (
Uranus dan
4 Vesta terlihat dengan mata telanjang ketika langit gelap) dan planet terakhir yang diketahui oleh astronom awal sampai Uranus ditemukan tahun
1781. Saturnus muncul dalam penglihatan mata telanjang pada saat langit malam sebagai titik terang dan berwarna kuning. Bantuan optik (teleskop) perlu diperbesar setidak-tidaknya 20X untuk melihat cincin Saturnus bagi banyak orang.
[31]
Catatan kaki
- ^ Yeomans, Donald K. (2006-07-13). "HORIZONS System". NASA JPL. http://ssd.jpl.nasa.gov/?horizons. Diakses pada 8 Agustus 2007. — At the site, go to the "web interface" then select "Ephemeris Type: ELEMENTS", "Target Body: Saturn Barycenter" and "Center: Sun".
- ^ Orbital elements refer to the barycenter of the Saturn system, and are the instantaneous osculating values at the precise J2000 epoch. Barycenter quantities are given because, in contrast to the planetary centre, they do not experience appreciable changes on a day-to-day basis from to the motion of the moons.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Williams, Dr. David R. (September 7, 2006). "Saturn Fact Sheet". NASA. http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/factsheet/saturnfact.html. Diakses pada 31 Juli 2007.
- ^ "The MeanPlane (Invariable plane) of the Solar System passing through the barycenter". 3 April 2009. http://home.comcast.net/~kpheider/MeanPlane.gif. Diakses pada 10 April 2009. (produced with Solex 10 written by Aldo Vitagliano; see also Invariable plane)
- ^ a b c d Seidelmann, P. Kenneth (2007). "Report of the IAU/IAGWorking Group on cartographic coordinates and rotational elements: 2006". Celestial Mech. Dyn. Astr. 90: 155–180. doi:10.1007/s10569-007-9072-y. http://adsabs.harvard.edu/doi/10.1007/s10569-007-9072-y.
- ^ a b c d e f g h Refers to the level of 1 bar atmospheric pressure
- ^ NASA: Solar System Exploration: Planets: Saturn: Facts & Figures
- ^ Than, Ker (September 6, 2007). "Length of Saturn's Day Revised". Space.com. http://www.space.com/scienceastronomy/070906_saturn_day.html. Diakses pada 6 September 2007.
- ^ Schmude, Richard W Junior (2001). "Wideband photoelectric magnitude measurements of Saturn in 2000". Georgia Journal of Science. http://findarticles.com/p/articles/mi_qa4015/is_200101/ai_n8933308. Diakses pada 14 Oktober 2007.
- ^ a b Saturn. MIRA. Retrieved on July 29, 2007
- ^ a b Spinrad, Hyron. (2004). Saturn. National Aeronautics and Space Administration. Retrieved on July 29, 2007
- ^ Hamilton, Calvin J. (1997). Voyager Saturn Science Summary. Retrieved on July 5, 2007.
- ^ S. Pérez-Hoyos, A. Sánchez-Lavega, R.G. Frenchb, J.F. Rojas. (2005). Saturn’s cloud structure and temporal evolution from ten years of Hubble Space Telescope images (1994–2003). Retrieved on July 24, 2007
- ^ Patrick Moore, ed., 1993 Yearbook of Astronomy, (London: W.W. Norton & Company, 1992), Mark Kidger, "The 1990 Great White Spot of Saturn", pp. 176-215.
- ^ Saturn. National Maritime Museum. (2007). Retrieved on July 29, 2007.
- ^ Fortney, Jonathan J. (2004). "Looking into the Giant Planets". Science 305 (5689): 1414-1415. Retrieved on April 30, 2007.
- ^ Russell, C. T.; Luhmann, J. G. (1997). Saturn: Magnetic Field and Magnetosphere. UCLA - IGPP Space Physics Center. Retrieved on July 29, 2007.
- ^ James Clerk Maxwell on the nature of Saturn's rings. Retrieved on July 6, 2007.
- ^ Saturn Satellite and Moon Data. Institute for Astronomy. Retrieved on May 23, 2007.
- ^ "Saturn > Observing Saturn". National Maritime Museum. http://www.nmm.ac.uk/server/show/conWebDoc.13852/viewPage/5. Diakses pada 6 Juli 2007.
- ^ a b c "Starry Night Times". Imaginova Corp.. 28 Agustus 2006. http://www.starrynight.com/sntimes/2006/2006-01-full.html. Diakses pada 5 Juli 2007.
- ^ James Evans (1998). The History and Practice of Ancient Astronomy. Oxford University Press. hlm. 296-7.
- ^ Chan, Gary (2000). "Saturn: History Timeline". http://library.thinkquest.org/C005921/Saturn/satuHist.htm. Diakses pada 16 Juli 2007.
- ^ Catherine. "Saturn: History of Discoveries". http://huygensgcms.gsfc.nasa.gov/Shistory.htm. Diakses pada 15 Juli 2007.
- ^ "The Pioneer 10 & 11 Spacecraft". Mission Descriptions. http://web.archive.org/web/20060130100401/http://spaceprojects.arc.nasa.gov/Space_Projects/pioneer/PN10&11.html. Diakses pada 5 Juli 2007.
- ^ a b "Missions to Saturn". The Planetary Society. 28 Agustus 2007. http://www.planetary.org/explore/topics/saturn/missions.html. Diakses pada 24 Juli 2007.
- ^ "Astronomers Find Giant Lightning Storm At Saturn". ScienceDaily LLC. 28 Agustus 2007. http://www.sciencedaily.com/releases/2006/02/060215090726.htm. Diakses pada 27 Juli 2007.
- ^ Pence, Michael (March 9, 2006). "NASA's Cassini Discovers Potential Liquid Water on Enceladus". NASA Jet Propulsion Laboratory. http://saturn.jpl.nasa.gov/news/press-release-details.cfm?newsID=639. Diakses pada 8 Juli 2007.
- ^ Shiga, David (September 20, 2007). "Faint new ring discovered around Saturn". NewScientist.com. http://space.newscientist.com/channel/solar-system/cassini-huygens/dn10124-faint-new-ring-discovered-around-saturn.html. Diakses pada 8 Juli 2007.
- ^ Rincon, Paul (March 14, 2007). "Probe reveals seas on Saturn moon". BBC. http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/6449081.stm. Diakses pada 12 Juli 2007.
- ^ "Saturn". National Maritime Museum. http://www.nmm.ac.uk/server/show/conWebDoc.286. Diakses pada 6 Juli 2007. ( Sumber : Wikipedia )